Over 10 years we helping companies reach their financial and branding goals. Onum is a values-driven SEO agency dedicated.

CONTACTS
Kolom

Pemimpin Socio-Emosional Harus Paham Tanggungjawab

Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya. Kalimat itu senantiasa terpatri di kepala dan tak dapat dihilangkan dari peribahasa suatu kelompok, baik masyarakat maupun keluarga sendiri. Ternyata makna pemimpin belum sepenuhnya secara komprehensif dimengerti dan dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Paling banter yang dimengerti tentang arti pemimpin adalah orang yang memimpin. Tapi apakah terdapat makna yang lebih fundamental menurut nash maupun para ahli?

Berdasar pada Alquran Surat Al-Qashash ayat 77, hidup dalam pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa haruslah seimbang. Manusia tidak berhak untuk memiliki dominasi diantara dunia atau akhirat. Manusia dituntun untuk seimbang dalam segala urusan kehidupan. Termasuk dalam kepemimpinan. Surat tersebut berpesan, bahwa Tuhan melarang manusia sebagai makhluk sosial untuk berbuat kerusakan di bumi. Dan Tuhan pun tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (fasad).

Mengenal arti dari pemimpin sosio-emosional adalah orang yang berperan dalam menjaga kebersamaan dan memfasilitasi hubungan interpersonal dalam kelompok. Menjaga adalah amanah yang tidak seringan membalikan telapak tangan untuk dilunasi. Ditambah kemudian hubungan interpersonal dalam kelompok, amanah yang begitu menguras tenaga dan pikiran serta hati jika seorang pemimpin ini tidak mahir dan lihai.

Beberapa pemimpin negara di Indonesia ini dianggap sukses dalam memimpin negaranya di berbagai bidang. Ada yang menggunakan pendekatan pendidikan untuk membentuk karakter bangsa yang beradab dengan program wajib mengenyam pendidikan dasar selama 10 tahun dan pendidikan menengah selama 3 tahun.

Ada pula yang memimpin dengan program produksi dan ketahanan pangan, dan masih banyak lagi. Yang terpenting adalah para pemimpin ini sesungguhnya ingin mencapai target yaitu menjadi pemimpin yang ideal.

Menurut psikolog bernama Daniel Goleman, pemimpin dengan kecerdasan emosional setidaknya memiliki 4 karakteristik; Self-Awareness, Self-Management, Social Awareness, dan Social Management. Pada aspek penilaian diri pribadi, pemimpin sangat dituntut untuk berlaku terbuka. Ia harus memiliki keinsafan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pribadi-pribadi lainnya.

Termasuk dalam beradaptasi, seorang pemimpin juga harus mampu secara luwes dan gampang menyesuaikan diri di berbagai lingkungan. Contoh; pemimpin harus mencoba beradaptasi dengan bahasa isyarat untuk mengetahui dan memahami lebih dalam seperti apa sulitnya orang yang tidak bisa menulis, buta, tuli dan orang yang normal sekalipun.

Kata pemimpin sering disebut juga dengan orang yang memiliki kuasa. Meski posisi ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi di pandangan masyarakat, ia pun juga memiliki resiko yang tidak kalah tinggi, bahkan seimbang antara jalan lurus menjulang dan jurang yang dalam. Pemimpin sosio ini sangat dekat hubungannya dengan khalayak ramai atau masyarakat. Dalam suatu sistem tatanan masyarakat Alquran Surat Muhammad ayat 22-23 menjelaskan dengan gamblang tentang sanksi yang diberikan kepada pemimpin sosio yang berprilaku menyimpang.

Seandainya kamu berkuasa, apakah engkau yakin untuk tidak berbuat kerusakan di bumi? Apakah kamu dapat memastikan untuk tidak lupa dengan sanak keluarga dan tidak memutuskan hubungan keluarga? Jika jawabannya tidak sesuai dengan kebenaran syar’i, maka ia akan mendapatkan laknat dari Allah SWT. Semakin dia berbuat kerusakan atau kezaliman, semakin banyak pula ia mendapatkan hukuman berupa kenikmatan. Kenikmatan pendengarannya dicabut, kenikmatan penglihatan pun juga di cabut sampai ia tidak dapat lagi membedakan mana yang haq dan mana yang batil.

Amanah menjadi seorang pemimpin itu seyogyanya tidak pernah diberikan cuma-cuma. Seorang pemimpin dalam menjaga amanah juga memiliki hak untuk dikritik dan dinasehati. Bahanya jika pemimpin tidak ingin dan tidak bersedia menerima masukan, kritikan, saran dan nasehat adalah akan menjadi pemimpin yang jumud. Ia akan jalan di tempat dan dipastikan tidak akan memiliki rekanan dalam usaha dan bekerja.

Terlebih celaka lagi ketika pemimpin ini memberikan amanahnya kepada orang lain yang tidak dapat dipastikan kualitas dan kepercayaannya. Maka Nabi Muhammad SAW menyebutnya ia termasuk manusia yang memiliki tanda-tanda menjadi orang yang munafik, bahwa ciri orang munafik ada tiga, salah satunya jika diberi kepercayaan ia khianat. Na’udzubillah. Sudah menjadi kepatutan sebagai seorang pemimpin sosio-emosional itu harus paham akan tanggungjawab.

Tentang Penulis:
Istiqlal Yul Fanani, S.Pd., M.Pd.
Dosen AIK Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Purbalingga
(ITBMP)

Author

Humas & Promosi ITBMP

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *